BOOKING TIKET PESAWAT

Lungguh-lungguh nang ngarep omah 10

Lungguh-lungguh nang ngarep omah 10. Info sangat penting tentang Lungguh-lungguh nang ngarep omah 10. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Lungguh-lungguh nang ngarep omah 10

Lungguh-lungguh nang ngarep omah 10
Makan kue? Boleh juga. Secara reflek saya segera melihat isi kantong plastik itu. Isinya goreng-gorengan. Ada pisang goreng, onde-onde, dan bumbu-bumbu (gorengan yang isinya kacang ijo manis). Ya udah, saya tunda jadwal kepulangan saya. Ndak baik nolak rejeki. Saya pun kembali membuka pintu kantor, mengajak si Donny bikin kopi panas. Setelah itu kami berdua duduk-duduk di teras kantor sambil minum kopi dan makan kue. Ngobrol-ngobrol ringan, misalnya tentang kapas, krupuk, bulu ayam, dan sebagainya. Rasanya asyik juga. Apa lagi sambil menikmati suasana sore udara laut. Sampeyan bayangin sendiri deh. Nah…, pas lagi enak-enaknya ngopi dan makan gorengan, tiba-tiba melintas sebuah Suzuki Thunder warna biru yang dikendarai seorang cewek dari arah pintu gerbang.

Cewek itu mengarahkan sepeda motornya ke lapangan penumpukan cargo yang memang jarang dipakai. Di sudut tempat itu, menghadap kearah laut yang sore ini lagi pasang, dia memarkirkan sepeda motornya. Jaraknya dari kami berdua kira-kira 200 meter. Sambil melanjutkan acara ngopi dan ngobrol, saya dan Donny sesekali memperhatikan cewek tadi. Kebetulan kami duduk mengarah ke lapangan penumpukan. Sesekali cewek itu melihat jam tangannya, lalu mengarahkan pandangannya ke pintu gerbang pelabuhan. Kalau ndak salah hitung, sudah tiga kali dia melakukan itu. Sepertinya ada yang sedang ditunggu. Mungkin dia sudah janjian dengan seseorang. Barangkali pacarnya, atau temannya, atau tetangganya. Terserah dia aja deh, mau nunggu siapa.

Dua menit berlalu, si cewek mengambil ponsel dari kantong celana jeans-nya lalu terlihat menelepon seseorang. Dari jauh kami berdua melihat cewek itu seperti marah-marah. Pasti bertengkar dengan orang yang sedang dihubunginya. Lha koq seperti tambah naik kemarahannya. Dan ini yang jadi di luar dugaan saya dan Donny. Tiba-tiba…, wusss….plung!!, cewek itu melemparkan ponselnya ke laut sambil masih terus marah-marah. Beberapa detik kemudian dia starter sepeda motornya dan ngebut meninggalkan areal pelabuhan. Saya dan Donny hanya bisa terbengong-bengong melihat tingkah cewek itu tadi. Bayangkan, sebuah ponsel dilemparkan begitu saja ke laut. Saya cuma bertanya dalam hati, apa dia masih punya satu lusin ponsel di rumahnya? Atau jangan-jangan saya dan Donny hanya salah lihat tadi.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger